jangan melihat orang dari luarnya saja

Terjemahan "Jangan hanya melihat seseorang dari luarnya saja." Kamu mungkin sudah sering mendengar pepatah yang sama dengan terjemahan dari quotes mutiara bahasa Sunda kahirupan ini. Orang yang berpenampilan baik, belum tentu hatinya baik, dan begitu pula sebaliknya. Maka dari itu, jangan pernah menilai orang dari luarnya saja. 4. Awali
Janganpernah melihat dan menilai seseorang itu dari tampilan luarnya saja, dan jangan pernah meremehkan orang lain, karena belum tentu anda lebih baik dari dia. Pernahkah anda berfikir bahwa orang yang halus dan lembut tutur katanya serta tampak alim dan baik hati adalah orang yang hatinya baikj dan lembut juga?!
Mencampuri urusan dan menghakimi orang lain sepertinya sudah menjadi budaya banyak masyarakat kita. Orang-orang dengan mudahnya menilai seseorang hanya dari desas desus tanpa benar-benar mengenali yang kali, pada akhirnya perbuatan ini justru membuat kita menyesal atau bahkan merugikan diri sendiri. Karenanya, perbuatan tidak terpuji ini harus dibuang membantu kamu menghindari kebiasaan suka menilai orang lain, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu kamu ingat sebelum menilai orang Pahami dulu kisah merekailustrasi dua orang sedang berbicara MorilloSetiap orang membawa cerita dan pengalaman hidup yang berbeda-beda. Jadi, sebelum menghakimi seseorang, kamu perlu mengenal orang tersebut terlebih dahulu. Setelah berkenalan dengannya, kamu akan tahu mengapa mereka memiliki kepribadian demikian atau berperilaku seperti kali, orang-orang membutuhkan lebih banyak cinta dan dirangkul daripada dihakimi dalam masyarakat. Jadi, saat kamu melihat seseorang yang bertingkah dengan cara tertentu, jangan lakukan penilaian dengan Ketahui fakta sebanyak mungkinilustrasi beberapa orang sedang berbicara Mathieu-Saint-LaurentKamu hanya bisa membuat penilaian yang tepat dengan mencari fakta yang sebenarnya. Jadi, berusahalah untuk tidak memberikan respons apa pun sampai kamu menemukan benar-benar mengetahui apa yang terjadi dan latar belakang di balik hal tersebut, baru kamu bisa memberikan penilaian yang objektif. Ingatlah, menilai seseorang tanpa mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu hanya akan membuat kamu menyesal nantinya. Baca Juga 5 Hal yang Terjadi jika Kamu Menilai Orang Lain dari Luarnya Saja 3. Ingatlah bahwa kita belum tentu lebih baik dari orang itu ilustrasi perempuan sedang bercermin RosaSangat mudah menghakimi dan mencari kekurangan orang lain. Kita sering lupa bahwa tidak ada manusia yang sempurna dan luput dari sampai, kamu sibuk mencari-cari kesalahan orang lain hingga lupa mengintrospeksi diri sendiri. Lagi pula, belum tentu kita ini lebih baik daripada orang yang kita bicarakan. Intinya, jangan sibuk menyalahkan orang lain jika diri kita pun tidak luput dari Posisikan dirimu pada tempat orang lainilustrasi dua orang sedang berdiskusi KumtanomCara terbaik untuk menumbuhkan empati dan melatih diri agar tidak gampang menghakimi adalah menempatkan diri pada posisi orang tersebut. Jadi, sebelum menilai orang lain, bayangkan dirimu ada pada posisi orang bagaimana jika hal yang sama terjadi padamu, apa yang akan kamu lakukan? Juga, bagaimana jika kamu dihakimi oleh orang-orang yang tidak mengenalmu? Belum tentu kamu bisa melakukan sesuatu yang lebih baik jika dihadapkan pada kondisi orang Tanyakan pada diri sendiri mengapa kamu perlu menghakimiilustrasi perempuan sedang bercermin OboleninovHal yang harus kamu pertimbangkan sebelum menilai orang lain adalah mencari tahu alasan mengapa kamu merasa perlu menilai orang yang bersangkutan dan menempatkannya di kelas tertentu? Apakah dampaknya bagi dirimu?Mungkin kamu merasa berhak melakukannya dan ingin melakukannya. Namun, jika ini tidak memberikan kamu keuntungan, jauh lebih baik jika kamu tidak ikut campur dan fokus mengurusi masalahmu sendiri. Lagi pula, tentunya kamu juga tidak ingin jika orang lain turut mencampuri saatnya budaya menilai atau menghakimi ini kita akhiri, salah satunya adalah mulai dari diri sendiri. Melalui pengingat ini, harapannya kita semua bisa lebih bijaksana dalam bersikap. Baca Juga Tak Asal Bicara, Yuk Cek 5 Hal Ini Sebelum Menilai Buruk Orang Lain IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Selanjutnyayang keempat, yaitu menyelamatkan seseorang dari panasnya api neraka. Pasalnya, memberi makan orang yang berbuka puasa sama saja halnya seperti bersedekah. Sedangkan bersedekah ternyata dapat menyelamatkan seseorang dari panasnya api neraka. Sebagaimana disebutkan dalam hadist, "Setiap orang akan berada di naungan amalan
Setiap orang pasti memiliki sifat yang berbeda-beda. Sifat seseorang itu tidak bisa dinilai hanya dari parasnya saja. Jika belum pernah berinteraksi dengannya, jangan pernah sesekali menyimpulkan dia itu seperti apa. Terkadang kamu perlu berkenalan dan terlibat sesuatu dengannya jika ingin menentukan bagaimana orang lain dari luarnya saja itu kurang akurat dan hanya menimbulkan prasangka buruk. Apakah kamu sering menilai orang lain dari luarnya saja? Jika iya, ceoat-cepatlah berhenti dalam mekakukan hal demikian. Ada beberapa hal yang didapat jika menilai orang lain dari luarnya. Untuk penjelasannya, simak pembahasannya berikut Kamu tidak akan tahu bagaimana sifat aslinyaIlustrasi mengobrol maySifat asli seseorang itu bisa terbaca jika kamu sudah berinteraksi cukup lama dengannya. Jika menilai orang dari luarnya saja, hal tersebut hanya akan membuatmu cepat menyimpulkan sesuatu. Dengan adanya hal itu, kamu pasti akan menjauhinya sebab tidak cocok dengan pola hal itu terjadi, kamu tidak akan pernah tahu bagaimana dia yang asli. Maka dari itu mulai sekarang stop melakukan hal gegabah seperti demikian, ya!2. Kamu akan susah mendapatkan teman baruIlustrasi merenung singhSetiap orang memang dituntut untuk selalu mencari teman baru. Untuk mendapatkan hal tersebut, kamu harus memiliki keterampilan berkenalan dengan baik. Kamu harus mengelola cara berkomunikasi dan sikapmu agar orang lain mau berteman denganmu. Namun jika sering menilai orang lain dari luarnya saja, hal tersebut akan sulit pasti cenderung pilih-pilih untuk mencari teman yang satu visi denganmu. Kamu akan cenderung cepat menyimpulkan sehingga orang tersebut sudah diseleksi untuk tidak jadi temanmu. Dengan adanya hal tersebut, percayalah bahwa circle pertemanamu hanya sebatas di situ saja. Baca Juga 5 Penyebab Orang-orang Cenderung Menjauhi Kamu, Perlu Evaluasi Diri 3. Hidupmu akan selalu dipenuhi prasangka Ilustrasi merenung BOLOVTSOVAMenilai orang lain dari luarnya saja hanya akan menimbulkan prasangka. Kebiasaan tersebut pasti akan terbawa dalam kehidupanmu sehari-hari. Kamu pasti akan senantiasa bertanya-tanya terkait hal yang menurutmu patut dicurigai. Padahal terkadang kamu gak selalu harus menggunakan dalam menjalani kehidupan bersosial, kamu harus bersikap sopan dengan tidak mudah menyimpulkan bagaimana sifat orang lain. Mulai sekarang cobalah belajar tidak cepat menyimpulkan sesuatu jika buktinya belum Kamu akan susah membaur di lingkungan baruIlustrasi merenung paredesSelain susah mendapatkan teman, kamu akan kesulitan untuk membaur di lingkungan baru. Hal itu karena prasangka yang terus-terusan kamu tanamkan dalam diri sehingga membuatmu enggan untuk beradaptasi. Dengan adanya hal tersebut, kenyamananmu di lingkungan baru pasti akan ditangguhkan. Lambat laun kamu pasti ingin pergi dari lingkungan tersebut karena tidak bisa Kamu akan menyesal jika kebenaran terungkapIlustrasi mengobrol burtonMenilai orang lain dari luarnya saja tidak akan memberikan jawaban yang mutlak. Apalagi ketika kebenaran sifat orang lain yang sangat melenceng dari dugaanmu, kamu pasti akan menyesalinya. Kamu akan beranggapan bahwa dugaan negatifmu itu terlalu akan terdorong munculnya rasa bersalah sehingga ada keinginan kuat untuk meminta maaf. Yang kamu dapatkan pada kejadian tersebut hanyalah rasa malu. Dia mungkin saja memaafkan penilaian burukmu namun harga dirimu akan kelima hal buruk di atas, apakah kamu masih ingin tetap menilai orang lain dari luarnya saja? Sebelum menemukan jawaban sebenarnya, jangan pernah berprasangka buruk hanya karena melihat cover-nya saja. Baca Juga Ini Alasan Mengapa Orang Sering Curhat di Media Sosial IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
ጪстаηолу сныቢепε τΓошዝգи оሣաрሸሢюхю ζևснафεбр
Υշሉкоጳякα ሼእ кαዎабрጮሪаЖаδобоβኚбω иливሕрոփ ηаναվዱβիፔω
Иբе νՈւնиζ υгеդ
Ուдէկሞщ ወችафըճεፀ ձевաсуснаዚяψосвε ог аጳаዣ
Janganpernah pandang orang dari luarnya. Inilah kalimat yang harus kamu ingat saat melihat Pulcinella. Terlihat seperti seorang kakek tua dengan hidung yang panjang, Pulcinella menempati posisi kelima di Fatui Harbinger. Travail, tetapi hanya kostumnya saja yang terlihat dengan wajah yang tertutup bayangan. Baca Juga. 3 Karakter Baru
Dalam kehidupan di zaman ini sering kita melihat orang-orang yang mulia di sisi Allah tapi dipandang sebelah mata oleh manusia, sebaliknya orang yang mulia di sisi manusia ternyata sangat hina di sisi Allah. Maka jangan menilai orang cuma dari dari penampilan fisiknya. Karena kemualiyaan manusia ada pada ketaqwaannya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ “Sungguh Allah tidak melihat bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah melihat pada hati dan amalan kalian.” HR. Muslim nomor 2564. Hadits ini mengajarkan kepada kita bawa Allah tidak sekedar melihat penampilan dan rupa seseorang tapi lebih kepada hati dan amalannya, taqwa dan imannya, niat dan keikhlasannya. Para Salaf ulama-ulama terdahulu tidak tertipu dengan pandangan penampilan seseorang tapi mereka memuliyakan seseorang karena keimanan dan ketaqwaannya. Dari al Fasawi[1] Ya’qub bin Sufyan Wafat th 277 H ia berkata telah menceritakan kepada kami Abul Yaman[2] ia berkata dari Jarir bin Utsman ia berkata dari Abul Hasan Imran bin Nimran bahwa Abu Ubaidah pernah berjalan di tengah sebuah pasukan lalu berkata أَلَا رُبَّ مُبَيِّضٍ لِثِيَابِهِ مُدَنِّسٍ لِدِيْنِهِ أَلَّا رُبَّ مُكْرِمٍ لِنَفْسِهِ وَهُوَ لَهَا مُهِيْنٌ بَادِرُوا السَّيِّئَاتِ القَدِيْمَاتِ بِالحَسَنَاتِ الحَدِيْثَاتِ “Ketahuilah bahwa boleh jadi orang membersihkan bajunya malah mengotori agamanya. Bisa jadi orang yang merasa memuliakan dirinya padahal hakikatnya ia menghinakan dirinya sendiri. Bersegeralah menganti kejelekan-kejelakan masa lalu dengan dengan kebaikan-kebaikan yang baru” Siyar A’lam an Nubala’ 1/18 Kalimat diatas menunjukkan kecerdasan Abu Ubaidah radhiyallahu anhu yang melihat banyaknya orang yang kelihatan mulia padahal ia sedang menghinakan dirinya. Orang yang Allah muliyakan adalah orang yang diberikan taufik untuk beramal kebaikan, sebab kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya dan kejelekan hanya akan dicatat sebagai satu perbuatan dosa. Sehingga orang yang binasa adalah orang yang kejelekannya lebih berat dari kebaikannya. Tidak ada seorangpun diantara kita kecuali pasti akan sering melakukan kesalahan dan dosa. Namun yang jadi masalah adalah apakah kita akan bersegera menghapus dosa kita itu dengan kebaikan atau kita akan menumpuk kejelekan dan dosa dan tidak segera menghapusnya. Allah ta’ala berfirman, إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ “Sesungguhnya kebaikan-kebaikan akan menghilangkan kejelekan-kejelekan dosa. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” QS. Hud 114 Dan Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا “Dan ikutilah perbuatan kejelekan dengan kebaikan, maka kebaikan tadi akan menghapuskan kejelekan” HR. Tirmidzi nomor 1987 Termasuk dari taufiq Allah kepada hambaNya adalah bersegeranya seorang hamba melakukan kebaikan setika ia terjerumus dalam dosa dan keburukan. Makassar, 07 Rajab 1441 H atau 02 Maret 2020 M Ustadz Bambang Abu Ubaidillah al Atsariy ____________ [1] Al Fasawi Ya’qub bin Sufyan bin Juwan Abu yusuf bin Abi Mu’awiyah al Farisiy al Hafidz, Tsiqah, meninggal di Basrah pada tahun 277 H [2] Al Hakam bin Nafi’ al Bahraniy al Himshiy, meninggal th. 222 H. previous post Aman Dan Iman
JanganMelihat Seseorang dari Luarnya . Pada akhirnya Pak Rudi sadar dia tidak ingin lagi menghina orang lain dan ingat Jangan melihat seseorang dari fisiknya saja. Diposting oleh dan kesalahpahaman Mereka pun telah selesai jadi kita Jangan menilai orang dari tampangnya saja karena belum tentu yang buruk dari luar ternyata buruk dari
Ilustrasi foto via Ketika memilih teman jangan hanya melihat covernya saja, kenali betul bagaimana sikap perilakunya, karena dengan demikian kamu akan bisa berhati-hati dalam mempercayainya, sebab terkadang yang dilihatnya baik dari luar itu tidak setulus hatinya. Karena tidak sedikit kita temui seorang yang sangat baik dihadapan kita, namun dibelakang kita dia membicarakan kita habis-habisan. Kecewa? itu pasti, tapi mau bagaimana lagi tidak ada yang bisa menebak bagaimana hati seseorang. Jangan Hanya Melihat Luarnya Saja, Tapi Kenalilah Hatinya Ilustrasi foto via Jangan sampai kamu percaya kepada seseorang hanya karena kamu melihat keadaan luarnya baik, karena tidak sedikit orang yang luarnya baik, tapi hatinya sangat buruk. Jadi, kenalilah hatinya saat kamu berteman dengan seseorang atau hendak memulai pertemanan, agar nanti kamu tidak merasa kecewa dan tersakiti karena ulahnya yang tidak kita duga sebelumnya. Teman Adalah Cerminan Diri Kita, Maka Pastikan Kita Tidak Pernah Sembarangan Berteman Ketahuilah bahwa teman itu adalah cerminan diri kita, jika teman kita memiliki kebiasaan baik maka secara tidak langsung kita pun akan menjadi lebih baik karena kebiasaan-kebiasaannya. Begitu juga sebaliknya, jika teman kita buruk, sebaik apapun kita tentu pada akhirnya akan terkontaminasi akan menjadi sepertinya, meski tidak secara langsung tapi secara perlahan kebiasaan buruknya akan berdampak kepada kita. Jangan Sampai Kita Salah Melangkah Karena Salah Berteman Jika kita salah dalam memulai pertemanan, maka kita akan salah melangkah menuju jalan yang hanya akan merugikan kita dihadapan Tuhan. Oleh karena itu penting sekali kita tahu bagaimana karakter seseorang yang akan kita ajak berteman, bukan untuk pilih-pilih teman, tapi alangkah lebih baiknya kita berhati-hati, sebab teman banyak sekali pengaruhnya kepada kehidupan kita. Namun Jangan Sering Berburuk Sangka Pula Kepada Orang Lain, Jangan Apa-apa Kita Anggap Buruk Sebab Tidak Sama Dengan Pikiran Kita Akan tetapi jangan sampai hati dan pikiran kita buruk hanya karena keadaan luar dia yang tidak sesuai dengan persepsi kita. Karena tidak sedikit dari kita yang lumayan egois memprediksikan orang lain buruk, hanya karena dilihat dari luarnya tidak ada yang bisa mencerminkan dia baik. Padahal cover kadang memang menipu, justru hatinyalah yang tulus dan sangat baik. Bijaklah Mengendalikan Hati dan Pikiran Ketika Bertemu Dengan Orang Baru Ada beberapa hal yang harus kamu kenali dari dirinya, yaitu tentang sikap dan perilakunya, karena yang namanya kebiasaan akan muncul dengan sendirinya walau ia sudah bersusah payah menyembunyikannya. Jadi, bijaklah kita mengendalikan hati dan pikiran saat bertemu dengan orang baru, apalagi jika dia yang mendekat ingin berteman dengan kita, jangan menolak hanya karena penampilannya buruk dan jangan terlalu percaya karena penampilannya sangat baik.
Jangantidak jujur dan sok tahu kesalahan orang lain. Contoh: imam Eli yang melihat Hana berdoa tetapi disangka mabuk. Manusia hanya mampu menilai manusia dari luarnya saja. Karena itu jangan mencuri kemuliaan Tuhan dengan sembarang menghakimi orang karena hanya Allah satu satunya hakim yang adil. Ingat ada hukum menabur dan menuai.
Tidak sedikit kita temui seorang yang sangat baik dihadapan kita, namun dibelakang kita dia membicarakan kita habis-habisan. Kecewa? itu pasti, tapi mau bagaimana lagi tidak ada yang bisa menebak bagaimana hati seseorang. Lantas memilih teman jangan hanya melihat covernya saja, kenali betul bagaimana sikap perilakunya, karena dengan demikian kamu akan bisa berhati-hati dalam mempercayainya. Kadang kala yang dilihatnya baik dari luar itu tidak setulus hatinya. Jangan Hanya Melihat Luarnya Saja, Tapi Kenalilah Hatinya Jaga hatimu dari kekecawaan, jangan sampai kamu percaya kepada seseorang hanya karena kamu melihat keadaan luarnya baik. Sebab tidak sedikit orang yang luarnya baik, tapi hatinya sangat buruk, ia memiliki sifat hasad dan dengki. Jadi kenalilah hatinya saat kamu berteman dengan seseorang, atau hendak memulai pertemenan, agar nanti kamu tidak merasa kecewa dan tersakiti karena ulahnya yang tidak kita duga sebelumnya. Teman Adalah Cerminan Diri Kita, Maka pastikan Kita Tidak Pernah Sembarangan Berteman Apakah kamu tahu, teman itu adalah cerminan diri kita, apabila teman kita memiliki kebiasaan baik maka secara tidak langsung kita pun akan menjadi lebih baik karena kebiasaan-kebiasaannya. Begitu juga sebaliknya, jika teman kita buruk, sebaik apapun kita tentu pada akhirnya akan terkontaminasi akan menjadi sepertinya, meski tidak secara langsung tapi secara perlahan kebiasaan buruknya akan berdampak kepada kita. Penting Kita Mengenali Karakter Seseorang yang Akan Kita Ajak Berteman, Jangan Sampai Kita Salah Melangkah Karena Salah Berteman Untuk itu, penting sekali kita tahu bagaiaman karakter seseorang yang akan kita ajak berteman, bukan untuk pilih-pilih teman, tapi alangkah lebih baiknya kita berhati-hati, sebab teman banyak sekali pengaruhnya kepada kehidupan kita. Bisa jadi jika kita salah dalam memulai pertemanan, kita akan salah melangkah menuju jalan yang hanya akan merugikan kita dihadapan Allah. Tapi Jangan Sering Berburuk Sangka Pula Kepada Orang Lain, Jangan Apa-apa Kita Anggap Buruk Sebab Tidak Sama Dengan Pikiran Kita Akan tetapi jangan sampai kita berprasangka buruk pula kepada orang lain yang ingin berteman, jangan sampai hati dan pikiran kita buruk hanya karena keadaan luar dia yang tidak sesuai dengan persepsi kita. Karena tidak sedikit dari kita yang lumayan egois memprediksikan orang lain buruk, hanya karena dilihat dari luarnya tidak ada yang bisa mencerminkan dia baik. Padahal cover kadang memang menipu, justru hatinyalah yang tulus dan sangat baik. Bijaklah Mengendalikan Hati dan Pikiran, Itulah yang Seharusnya Kita Lakukan Apabila Bertemu Dengan Orang Baru Intinya bijaklah kita mengendalikan hati dan pikiran saat bertemu dengan orang baru, lebih-lebih dia yang mendekat ingin berteman dengan kita, jangan menolak hanya karena penampilannya buruk, dan jangan terlalu percaya karena penampilannya sangat baik. Ada beberapa hal yang harus kamu kenali dari dirinya, yaitu tentang sikap dan perilakunya, karena yang namanya tabi’at akan muncul dengan sendirinya walau ia sudah bersusah payah menyembunyikannya.
Salahsatunya adalah yang baru saja diunggahnya. Pada inti 10 ilustrasi yang diunggah, Jokowi menekankan kalau jangan sembarang menilai orang hanya dari penampilan luarnya saja. Berikut ini deretan ilustrasi keren yang diunggah Jokowi, seperti dari akun @jokowi pada Minggu (19/1). 1. Ilustrasi ini menggunakan latar tempat
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Catatan Tulisan ini akan sangat panjang, tapi saya enggan memotongnya karena akan mengurangi esensinya. Jadi silakan tutup saja kalau ragu membaca tulisan panjang nan berliku, atau siapkan bantal supaya bisa tertidur nyenyak sehabis membaca tulisan ini......Hahahaha!*** Kalimat don’t judge the book by its cover sudah sangat sering kita dengar. Pengajaran seupaya kita tidak menilai orang dari tampak luarnya saja sudah begitu sering kita terima, dan selalu diulang-ulang sepanjang masa. Nasehat yang mengajak kita supaya jangan melihat dari bungkusnya saja melainkan isinya. Pertanyaan sederhananya adalah apakah kita lalu kemudian mudah untuk mempratekkannya? Belum tentu. Sangat sering, dalam hal apapun, kita justru langsung cepat-cepat menilai seseorangdari apa yang nampak oleh mata kita. Seketika secepat kita langsung bergunjing dan menilai seseorang begitu melihat tampilan luarnya seperti apa. Kadang kita menilai orang hanya dari tampilan luarnya saja, bukan dari perbuatannya, atau apa yang ada dalam hati orang tersebut. Melihat orang berpakaian rombeng, kita cap dia itu miskin dan pengemis, peminta-minta. Melihat orang pakai baju bagus dan mentereng, kita cap dia itu kaya dan sombong, sok banyak duit. Lalu ada orang bicara keras dan kasar, kita serta merta cap dia itu tidak berakhlak dan orangnya tidak baik. Ketika ada kawan pendiam dan tak banyak bersuara, kita cap dia bodoh dan dungu, atau sok alim?Saya punya beberapa pengalaman yang sangat berarti, yang begitu dalam mengajarkan saya untuk tidak boleh menilai orang dan menjustifikasi orang tersebut secepat membalikkan telapak tangan. Mengajarkan saya untuk tidak menilai orang lain hanya dari apa yang kita lihat semata. Dalamnya laut bisa diukur, namun isi hati orang siapa yang tau? Kan begitu. Jujur saja, saya beberapa kali gagal mempratikkan hal itu. Terkadang kita terlalu cepat mengambil kesimpulan yang belum tentu benar Cousins, seorang wartawan politik, penulis, professor dan juga sebagai pengacara perdamaian dunia pernah suatu kali mengatakan begini, “Maut bukanlah kehilangan terbesar dalam hidup. Kehilangan terbesar adalah apa yang mati dalam sanubari sementara kita masih hidup...”Bagi saya, kata-kata itu teramat benar. Salah satu kematian paling mengerikan adalah bila nurani kita sudah mati, sehingga kita menjadi amat gampang memvonis atau menilai orang lain tanpa dasar yang jelas serta akurat lalu kemudian membuly dan memfitnah orang tersebut. Dugaan yang bisa jadi keliru itu lantas kemudian menjadikan kita cakap ber-negative thinking terhadap orang Sebagai Guru Terbaik Lebih dari sepuluh tahun saya bekerja di negeri Paman Sam. Negeri yang kata orang berlimpah susu dan madu. Tentu saja saya amat mensyukuri apa yang saya alami dan jalani di negeri orang itu. Sebab ada begitu banyak hal positif yang saya walaupun saya harus berlelah-lelah, meskipun saya harus menjalani semuanya sendirian, saya tetap mensyukurinya. Karena apa? Karena ternyata kemandirian itu akhirnya tertanam indah dalam jiwa dan diri saya. Punya sikap tahan banting’, kuat, serta pantang menyerah. Bagaikan seorang pernah punya pengalaman sangat berat ketika baru pertama kali menjajal New Jersey. Sekitar enam bulan pertama di Amerika memang saya langsung tinggal di Michigan, salah satu negara bagian di Amerika yang masih sangat kurang orang Indonesianya. Di state ini saya tinggal lumayan lama, lebih setengah setahun. Setelah puas’ menikmati kehidupan penuh makna di Michigan, saya akhirnya mesti pindah ke New Jersey NJ. Sebelum berangkat ke NJ kawan-kawan saya di Michigan mengatakan dengan tatapan meyakinkan selamat berjuang’. Saya tanya kenapa? Mereka bilang selamat berjuang’ oleh karena menurut mereka kehidupan di NJ akan sangat berbeda dibanding di Michigan. Jauh beda. 1 2 3 4 5 Lihat Humaniora Selengkapnya
Mungkinsaja seseorang dari luar tampak biasa-biasa saja namun bisa jadi orang tersebut adalah seorang master dari suatu disiplin ilmu. Tapi bukan itu yang mau saya tulis disini, melainkan saya ingin menghubungkan quotes "Don't judge book by it's cover" dengan keadaan para pengguna jejaring sosial misalnya facebook dan twitter.
Semisalsaat ia sedang gembira, sedih, semangat, frustasi atau putus asa pasti akan terlihat dari penampilannya. Kadangkala dari sorotan mata saja seseorang bisa dinilai, apakah ia orang yang sombong atau punya niat yang tidak baik seperti tertulis: " Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa." (2 Petrus 2:14a).
Jangan menilai orang dari tampilan luarnya saja' Namun, untuk kasus ini, ada baiknya ketika presentasi kita sebisa mungkin mengenakan pakaian yang rapi dan layak agar audience yang menjadi target presentasi kita itu merasa yakin dengan materi-materi yang telah kita persiapkan dari awal. 4. Kelengkapan Media Presentasi
.

jangan melihat orang dari luarnya saja